DEFINISI
Dalam konteks automotif,
Dynamometer atau dyno adalah alat ukur
untuk mengetahui kekuatan yang dihasilkan oleh mesin sepeda motor atau mobil,
dengan hasil yang dikeluarkan berupa torsi
per RPM. Selanjutnya dapat dikembangkan menjadi output power per rpm. juga dapat diketahui kecepatan maksimum (mis: km/jam), waktu tempuh (mis: detik), akselerasi (mis: m/detik²), jarak (mis: meter).
CHASSIS DYNAMOMETER
Chassis dynamometer adalah sebuah
dynamometer yang siap digunakan untuk melakukan pengukuran, yang terdiri dari:
Chassis, Roller inersia, roller sensor, modul converter, wire, yang terhubung
pada sebuah personal computer (pc). Setelah melakukan pengukuran tersebut dapat
ditampilkan berupa grafik pada layar monitor. Juga dapat di print pada kertas
untuk dijadikan berkas data asli, yang dapat dipergunakan untuk berbagai
keperluan.
RUNNING DYNO TEST
Pertama dalam melakukan running
dyno test adalah meletakan kendaraan (sepeda motor atau mobil) pada chassis
dynamometer dan melakukan pemanasan run layaknya dijalan sesungguhnya dengan
memasukan berbagai kecepatan gear (gigi). Setelah mesin mencapai suhu ideal,
posisikan gigi pada top gear (gigi tertinggi) agar dapat mengetahui power
sekaligus kecepatan maksimum (kecepatan maksimum selalu didapatkan pada posisi
top gear). Lakukan run record pada rpm terendah sampai rpm tertinggi yang dapat
dicapai dengan cara membuka gas penuh. Setelah dicapai rpm maksimum, tutup gas
dan turunkan gigi secara bertahap hingga posisi netral. Grafik pada monitor
saat itu juga sudah ditampilkan. Dan dapat diolah dan diprint sesuai keinginan.
Running dyno test tidak hanya dilakukan pada posisi top gear, running dyno test
dapat membaca pada setiap gigi selain netral.
Untuk mendapatkan hasil data
dengan ketepatan yang tinggi, lakukan running berulang tanpa jeda (Tanpa engine
off) sebanyak min 3 kali run dan mak 5 kali run, selanjutnya ambil rata-rata
hasil tersebut (baca: pembacaan
grafik-grafik pengujian tunggal pada tulisan dibawah)
HAL YANG MEMPENGARUHI BENTUK GRAFIK
Naik turunnya grafik dari awal
sampai akhir dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:
-
Waktu pengapian (ignition) di setiap Rpm
-
Suplai campuran bahan bakar (AFR/Rpm) di setiap
Rpm
-
Flow/aliran bahan bakar dari intake hingga
exhaust sampai ujung muffler/knalpot.
-
Siklus chamshaft
-
Suhu mesin (menentukan clearance sistem didalam
mesin dan kekentalan pelumas)
-
Parameter mesin lainya seperti
-
Kapasitas mesin (Volume/cc Mesin)
-
Jenis bahan bakar
-
Perbandingan kompresi baik secara dinamis maupun
statis
-
Perbandingan bore terhadap stroke
-
Berat crankshaft/inersia crankshaft
-
Gearbox ratio
-
Etc
-
Lingkungan
-
Suhu udara
-
Kelembaban udara
-
Kandungan oksigen
FUNGSI
Grafik hasil running dyno test
menampilkan parameter X (horizontal) dan Y (Vertikal). Parameter X dapat diisi
dengan satuan seperti Rpm, meter, detik dll. Parameter Y dapat diisi dengan
satuan seperti: power, torsi, kecepatan dll.
Contoh penerapan fungsi grafik
antara lain:
Torsi
terhadap RPM: ditampilkan gambar grafik perubahan torsi pada setiap rpm,
dapat dilihat torsi maksimum diperoleh pada rpm tertentu, setelah mencapai
torsi maksimum biasanya grafik cenderung menurun lagi sesuai dengan karakter
mesin yang diuji.
- Power
terhadap RPM: ditampilkan gambar grafik perubahan power pada setiap rpm,
dapat dilihat power maksimum diperoleh pada rpm tertentu, setelah mencapai power
maksimum biasanya grafik cenderung menurun lagi sesuai dengan karakter mesin
yang diuji atau tetap naik dan dihentikan oleh rpm limiter pada kotak pengapian
mesin (CDI, TCI, ECU)
- Kecepatan
terhadap rpm: fungsi ini dapat mengetahui kecepatan maksimum.
- Jarak
terhadap waktu: fungsi ini dapat mengetahui akselerasi untuk disesuaikan
dengan kondisi lintasan (Trek drag race, Sirkuit, dan sebagainya)
-
Masih banyak fungsi yang dapat ditampilkan oleh
monitor yang terhubung dengan chassis dynamometer tergantung dari software
chassis dynamometer tersebut. Bahkan beberapa software menambahkan fitur untuk
mengetahui AFR ( Air Fuel Ratio) yang berhubungan dengan campuran ideal bahan
bakar maupun emisi gas buang.
PEMBACAAN GRAFIK
Grafik dyno test terdiri dari
beberapa jenis seperti:
-
Grafik
pengujian tunggal
Gambar grafik
pengujian tunggal terdiri dari satu grafik, hasil dari beberapa kali running
yang diambil rata-rata. Dari hasil tersebut dapat dilihat kenaikan Y terhadap
X, dan peak point. Peak point adalah nilai Y tertinggi yang berada di X
tertentu misalnya power maksimum sebesar 120 PS pada 11000 RPM (X=RPM,
Y=power(PS)). Dalam grafik ini juga dapat dilihat X maksimum menghasilkan Y tertentu (RPM
tertinggi yang dicapai menghasilkan power tertentu setelah melewati peak point).
Bentuk grafik merupakan karakter asli dari mesin yang diuji.
Dari grafik
pengujian tunggal ini dapat dilihat banyak hal seperti:
-
Peak power/Power maksimum
-
Peak torsi/Torsi maksimum
-
Rpm maksimum
-
Top speed/Kecepatan maksimum
-
Akselerasi maksimum
-
Jarak tempuh
-
Waktu tempuh
-
Limiter point
- Best Performance Range (area kerja mesin dalam
menghasilkan performa terbaik, satuan dalam Rpm, misalkan BPR terbaik suatu
mesin adalah 7500-12500 Rpm, biasanya titik tertinggi BPR adalah Peak point,
setelah melewati peak point performa mesin cenderung menurun)
-
etc
- Grafik
Komparasi
Grafik komparasi
merupakan gabungan beberapa grafik hasil dyno test dari dua hal yang berbeda,
entah set up atau tipe kendaraan yang berbeda. Tujuan dari komparasi ini adalah
untuk membandingkan atau melihat perbedaan antara dua grafik atau lebih. Setelah
melihat perbedaan grafik ini tunner dapat mengambil kesimpulan untuk melakukan
hal yang dianggap perlu.
Contoh:
-
Dua buah chamshaft A dan B dikomparasikan oleh
dynamometer pada kendaraan yang sama dengan hasil komparasi:
chamshaft A memiliki Rpm peak point lebih rendah dari
B, kesimpulan Chamshaft A memiliki akselerasi yang baik dibanding B dan
digunakan di lintasan pendek atau corner tajam, chamshaft B lebih cocok untuk
high speed dan rolling corner.
-
Dua buah tipe kendaraan A dan B dikomparasikan
akan terlihat kelebihan, kekurangan dan karakter masing-masing. Berdampak
terhadap cara mengendarai kendaraan tersebut.
SATUAN
Hasil pengukuran menggunakan
dynamometer menghasilkan beberapa satuan yaitu:
Tenaga/Power :
-
HP (Horse Power), DK (Daya Kuda (Indonesia))
1 HP adalah daya
sebesar 735.5 watt diukur secara metrik
-
PS (Pferderstaerke) jerman
1 PS adalah daya
sebesar 745.7 watt diukur secara mekanik
-
kW (kiloWatt)
1 kW = 1.341 HP
1 kW = 1.360 PS
1 PS = 0.9863 HP
1 HP = 1.0138 PS
-
Ada sedikit perbedaan nilai antara PS dan HP,
beberapa enginer menganggap nilai kecil tersebut sebagai toleransi sehingga
dapat diartikan bahwa PS dan HP dianggap sama, walaupun sebenarnya berbeda.
Torsi/Momen:
-
Nm (Newton meter) = 0.1020 kgf.m
-
1 kgf.m = 9.8 Nm
Putaran:
-
Rpm (Revolusi per menit)
Kecepatan/Velocity:
-
Km/h (Kilometer per jam)
-
Mph (Mile per detik) US
Waktu:
-
s (Detik), (d) Indonesia
Jarak:
-
m (meter)
Akselerasi:
-
m/s²